Bangsa Indonesia kaya akan seni rupa daerah dengan ciri khasnya masing-masing. Batik adalah salah satu karya seni rupa daerah yang telah lama dikenal di seluruh nusantara hingga mancanegara.
Banyak ragam motif batik dengan makna atau filosofi tersendiri yang mewakili daerah asalnya. Berbagai teknik dalam membuat batik, diantaranya teknik tulis, teknik cap, dan teknik printing atau cetak menggunakan mesin.
Batik Jumputan
Batik jumputan merupakan jenis batik yang terkenal di masyarakat Indonesia. Nama jumputan berasal dari kata “jumput”, di mana kata ini mempunyai makna berhubungan dengan cara pembuatan batik yang dicomot (ditarik) atau dijumput (dalam Bahasa Jawa). Teknik yang digunakan untuk menghasilkan corak jumputan adalah dengan pengikatan dan jahitan. Teknik membuat corak tersebut cukup sederhana yaitu dengan mengikat beberapa bagian secara teratur pada kain putih.
Motif batik jumputan terbentuk dari teknik mencelupkan kain ke zat warna, tetapi mencegah bagian-bagian yang diikat dari penyerapan zat warna. Bagian yang terikat nantinya akan menghasilkan suatu motif. Teknik pengikatan yang berbeda akan menghasilkan motif yang berbeda pula. Pembuatan motif batik jumputan dapat dilakukan dengan mengikat uang koin, kelereng, batu, atau benda lainnya pada beberapa bagian kain dengan menggunakan karet gelang.
Membuat batik jumputan ternyata cukup mudah. Setidaknya itulah yang dibuktikan oleh siswa-siswi di kelas V SD Muhammadiyah 8 Surabaya. Pada pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya dengan kompetensi dasar Membuat karya seni rupa daerah, mereka belajar membuat batik jumputan (Jum’at, 21/10/2022). Tujuan pembelajaran adalah siswa dapat membuat karya seni rupa daerah batik jumputan seraca berkolaborasi.
Langkah pertama yang dilakukan dalam pembelajaran adalah menyimak tampilan video pembuatan batik jumputan, yang banyak ditemukan di YouTube. Selanjutnya siswa secara berkelompok mempersiapkan alat dan bahan-bahan, yaitu kain putih, pewarna tekstil, karet gelang, kelereng, air, dan baskom. Berikutnya siswa membuat motif pada kain dengan memanfaatkan kelereng dan karet gelang. Pada tahap ini setiap kelompok diberikan kebebasan untuk membuat motif. Sebelumnya siswa telah mendapat informasi bahwa corak yang dihasilkan tergantung dari bahan yang diikat dan cara mengikatnya. Untuk tahap awal, siswa hanya menggunakan kelereng untuk membuat motif bentuk lingkaran.
Setelah membentuk motif, tahap selanjutnya adalah mempersiapkan bahan pewarna. Pewarna kain yang berbentuk bubuk dilarutkan ke dalam air. Langkah berikutnya adalah mewarnai kain dengan menuangkan pewarna ke atas kain atau mencelupkan kain ke dalam pewarna, sesuai kreatifitas masing-masing kelompok. Kain yang telah diberi pewarna didiamkan selama 20-30 menit. Tahap akhir dari pembuatan batik adalah dengan membuka ikatan pada kain dan mengeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Ekspresi gembira dan puas tampak pada wajah semua siswa saat membuka ikatan kain dan mendapatkan motif corak batik yang dibuatnya. Begitupun yang dirasakan oleh Kirani, salah seorang siswa kelas V Al Kabiir, yang tak menyangka bahwa ia bersama kelompoknya berhasil membuat taplak kain batik bercorak begitu indah. Ia pun mencoba membuat motif jumputan pada baju kaos putih yang dibawanya dari rumah. Namun sayang, percobaannya kali ini belum berhasil karena larutan pewarna sisa pembelajaran kurang mencukupi untuk mewarnai kaosnya. “Saya nanti mau coba sendiri di rumah”, tuturnya. (dewi)