Terapkan Deep Learning, SD Muhammadiyah 8 Surabaya Ajak Siswa Jenguk Orang Sakit dan Ziarah Makam

Puluhan siswa kelas VI SD Muhammadiyah 8 Surabaya melaksanakan pembelajaran langsung di luar kelas dalam materi Al-Islam tentang Adab Menjenguk Orang Sakit dan Ziarah Makam, Rabu (5/2/2025). Kegiatan ini dipandu oleh Ustadz H. Syaiful Anwar, S.Ag., dengan menerapkan pendekatan deep learning yang mengutamakan pengalaman mendalam untuk membentuk pemahaman serta karakter siswa.

Pendekatan deep learning dalam dunia pendidikan bukan sekadar memahami materi secara teoritis, tetapi lebih kepada membangun keterampilan berpikir kritis, refleksi mendalam, dan pengalaman langsung. Dalam konteks pembelajaran ini, siswa tidak hanya diajarkan tentang adab menjenguk orang sakit dan ziarah makam, tetapi juga mengalami langsung bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam kehidupan nyata.

“Dengan deep learning, anak-anak tidak hanya menghafal dalil tentang adab menjenguk orang sakit atau ziarah makam, tetapi mereka bisa memahami makna di baliknya. Mereka diajak untuk benar-benar merasakan bagaimana mendoakan, berbagi sedekah, dan menghargai jasa para pendahulu,” jelas Ustadz H. Syaiful Anwar.

Dalam kegiatan ini, para siswa diajak menjenguk salah seorang warga yang sedang sakit. Mereka tidak hanya datang berkunjung, tetapi juga diajarkan untuk mendoakan kesembuhan, memberikan kata-kata yang menghibur, serta menyerahkan sedekah sebagai bentuk empati dan kepedulian.

Salah satu siswa, Felicia, mengungkapkan bahwa pengalaman ini memberinya pelajaran berharga. “Biasanya kalau ada saudara yang sakit, saya hanya berkunjung ke rumahnya. Tapi sekarang saya paham kalau menjenguk, sekaligus mendoakannya agar segera sembuh,” ujarnya.

Setelah praktik menjenguk orang sakit, para siswa melanjutkan kegiatan dengan ziarah ke makam para pendiri dan tokoh yang berjasa dalam pengembangan sekolah. Di sana, mereka membaca doa bersama, mendengarkan kisah perjuangan para tokoh, serta merenungkan pentingnya menghargai jasa para pendahulu.

Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang tata cara ziarah yang benar, tetapi juga memahami nilai keteladanan dan sejarah sekolah mereka. “Saya jadi paham cara berziarah dengan mendoakan ahli kubur. Selain itu juga mengajarkan kami untuk menghormati dan tidak melupakan jasa para pendiri sekolah,” kata Fatan, salah satu siswa.

Pembelajaran dengan pendekatan deep learning seperti ini sangat efektif dalam membentuk karakter siswa. Dengan mengalami langsung dan melakukan refleksi, mereka lebih memahami esensi dari adab yang diajarkan dalam Islam.

“Kegiatan ini bukan sekadar kunjungan biasa, tetapi sebuah proses pembelajaran yang membentuk kesadaran spiritual dan sosial siswa. Mereka belajar tentang kepedulian, penghormatan, dan nilai-nilai yang akan mereka bawa sepanjang hidup,” tambah Ustadz Syaiful. (ds)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *